top of page

Adventure to 'Cabo de Flores'

Dari Pulau Dewata perjalanan lanjut ke Pulau 1001 Masjid yaitu Lombok. Waktu menyebrangi selat Lombok ombak lumayan besar namun perjalanan selama 5 jam dengan ferry aman terkendali. Saya pun lanjut gas ke Mataram dan keesesokan harinya dari pagi hari saya sudah mulai bergerak ke arah utara lewati area Senggigi dulu lalu melewati pedesaan dan jalan mulai nanjak, terlihat gunung Rinjani yang megah, jalanan mulus dan berkelok membawa saya hingga sembalun dan disana saya kunjungi bukit Selong biar bisa melihat pemandangan gunung dan petakan kebun yang hijau.


Haripun sudah sore, saya lanjut gas lagi ke arah timur, menyebrangi dari Khayangan ke Poto Tano Sumbawa dan sebelum matahari tenggelam sudah berada di Sumbawa Besar dan beristirahat disana. Hari berikutnya saya lanjutkan perjalanan ke Timur, hingga Sape dan dari sana saya akan menumpangi ferry lagi menuju Labuan Bajo. Ini menjadi kapal ferry ke 6 dari pulau Jawa - Bali - Nusa Penida - Bali - Lombok - Sumbawa dan sekarang menuju pulau Flores yang tak kalah indahnya dengan pulau lain yang dimiliki Indonesia.


Petualangan di Flores dimulai dari Barat yaitu Labuan Bajo, lalu saya menuju desa adat Wae Rebo di Kabupaten Manggarai, untuk menuju kesini saya harus trekking selama 2 jam dari desa terakhir yaitu desa Denge, melewati hutan dan perbukitan dan tibalah di desa adat Wae Rebo yang terpencil dan berada pada ketinggian sekitar 1200 mdpl. tempat ini sungguh tentram dan indah. Setelah menginap satu malam dan berbaur dengan warga lokal di Wae Rebo, perjalanan saya lanjutkan kembali ke arah Timur, melewati jalanan penuh kelokan lewati kota Ruteng yang sejuk, lanjut gas lagi hingga tiba di Bajawa yang dingin sudah malam hari.


Hari berikutnya saya kunjungi kampung adat Bena tak jauh dari Bajawa. Berbeda dari Wae Rebo yang rumahnya berbentuk serucut dan melingkar, rumah tradisional di Bena berbentuk kotak dengan atap berbentuk trapesium. Sungguh unik dan tak bosannya saya bisa berada di tempat ini lagi. Namun sudah waktunya petualangan saya lanjutkan ke Timur. Kembali melewati jalan trans Flores yang penuh tikungan maka tak heran Flores dijuluki negeri 1000 tikungan. dan sebelum sunset, saya tiba di Kota Ende.


Tepat pada tanggal 14 Agustus, saya pun ikut memeriahkan Festival Kelimutu yang digelar di area gunung Kelimutu. Tak rugi ikut festival Kelimutu karena disini saya bisa langsung mengikuti festival tahunan 'Patika Dua Bapu Ata Mata' atau ritual memberi makan leluhur didalamnya ada parade musik tradisional dan tarian tradisional lenkap dengan pakaian adat. Dan tak lupa juga saya menikmati keindahan 3 danau berwarna di Gunung Kelimutu ini. Luar biasa indahnya Flores sampai orang Portugis menamakan pulau ini 'Cabo de Flores' atau 'Tanjung Bunga'.


Salam Adventure.


You Might Also Like:
bottom of page