top of page

Khatulistiwa di Ekuador

Day 457, Km: 22.725, Quito.


Dan sekarang waktunya untuk masuk ke Ecuador, negara ke 6 petualangan Wheel Story di Amerika Selatan. Saya masuk melalui perbatasan darat Peru – Ecuador di Huaquillas dan untuk saat ini hanya border itu yang dibuka hanya untuk truk logistik dan bukan untuk turis karena masih masa pandemik tapi untunglah saya sudah mendapatkan ijin melintas dari pemerintah Ecuador jadinya saya bisa masuk ke Ecuador lewat jalur darat tersebut walaupun harus melewati berbagai macam proses dan setelah 2 jam akhirya saya bisa mengaspal di Ecuador. Tapi karena hari sudah sore, saya putuskan menginap semalam dulu di Santa Rosa, kota kecil yang gak jauh dari perbatasan.


Hari selanjutnya saya siap gas menuju Guayaquil, salah satu kota terbesar di Ecuador dan disana ada biker Ecuador yang sudah nunggu kedatangan saya, tapi dalam perjalanan malah ban motor kempes jadinya kebuang waktu 2 jam memperbaiki ban bocor di pinggir jalan tol yang dikelilingi kebun pisang. Ya hari itu saya telat nyampe di Guayaqil tapi sempetin juga ketemu Daniel, biker Ecuador yang udah pernah keliling dunia naik motor juga dan dia udah lama ngikutin perjalanan Wheel Story. Kami sharing pengalaman disana sambil ngopi sore.


Memang alam Ecuador ini udah berasa kayak di Indonesia, suasananya mirip persis di Sumatra atau Sulawesi. Tapi kali ini saya bakalan ambil jalur pegunungan yang banyak kelokan menuju Ambato salah satu kota di ketinggian dan dalam perjalanan kesana bisa melihat gunung Chimborazo yang keren karena puncaknya diselimuti salju, namun saya kurang beruntung karena pas lewat area tersebut malah berkabut. Tapi tenang aja masih ada rute menarik lainya kalau dari Ambato menuju Quito bisa menikmati pemandangan taman nasional Cotopaxi yang keren, tapi pas riding esoknya lagi-lagi ketutup kabut pemandangannya. Sayang sekali belum beruntung saya hari itu.


Saya terus memacu motorku menuju ibu kota Ecuador, Quito. Kota ini lumayan dingin juga dan benar saja Quito berada pada ketinggian 2850 mdpl dan masih berada pada area pegunungan Andes membuat kota ini menjadi Ibu Kota kedua tertinggi di dunia setelah La Paz di Bolivia. Nah di kota yang indah ini juga selain saya bisa mengeksplore bangunan-bangunan kolonial yang masih terawat, juga wajib menginjakkan kaki di garis Khatulistiwa yang berada sekitar 15 Km bagian utara dari Quito. Dan seperti namanya Ecuador karena terletak pada garis khatulistiwa. Jadi seru juga bisa ajak motor kesayangan sampai ke ‘Mitad del Mundo’ atau kota di tengah dunia. Dan tak lupa saya main ke Panecillo di atas bukit buat melihat panorama Quito yang indah.


Setelah berapa minggu saya di Quito, waktunya melanjutkan petualanganku. Dari halaman depan KBRI Quito, Duta Besar Pak Agung Kurniadi bersama Ibu Rani dan seluruh staff KBRI Quito melepas petualangan Wheel Story menuju destinasi selanjutnya yaitu Colombia.


Salam Adventure.