Day 123, km 6.591.
Dan disinilah saya, di ujung Pan Borneo Highway di kota Tawau, Sabah. Disini juga saya bakal membuat keputusan untuk ke Indonesia yang udah di depan mata kalau di bagian selatan langsung terlihat jelas pulau Sebatik yang tinggal nyebrang pakai speed kapal sudah sampai tapi itu opsi yang mudah nyebrangin motor ke Pulau Sebatik lalu saya kapal penumpang ke Nunukan yang setiap hari berlabuh dari Tawau. Tapi hati saya berkata lain, saya ingin riding bersama motor saya dan kalau dilihat di peta memang Sabah dan Kalimantan Utara hanya bersebelahan seperti Sarawak dan Kalimantan Barat, cuman masalahnya belum ada pos perbatasan resmi.
Saya mencoba cari cara buat riding ke Kaltara dan tidak mau ambil opsi naik speed boat. Saya coba berkomunikasi dengan pihak KJRI Tawau buat cari solusi agar pihak imigrasi dan custom di Tawau mau memberikan stamp untuk akses keluar dari wilayah Malaysia namun bukan naik kapal penumpang melainkan lewat darat membelah perkebunan sawit dan hutan di perbatasan. Dan teman-teman KJRI di Tawau mencoba membantu lewat mengirim surat ke pihak imigrasi di kantor pusat di Kota Kinabalu perihal misi saya dalam menjelajah Borneo 360° dengan motor. Jadi sambil menunggu kabar dari Imigrasi Malaysia saya pun luangkan waktu buat jalan-jalan sama kawan-kawan di Tawau, salah satunya ke Tawau Hills Park buat trekking ke Pohon Tropika tertinggi di Dunia spesis : ‘Seraya Kuning Siput’ denga tinggi 88,32m
Dan sisanya saya hanya keliling dan kulineran di kota Tawau termasuk ke Bell tower (0 Km Tawau).
Lalu kabar baikpun datang dari KJRI kalau surat ijin dari pihak Imigrasi Malaysia sudah ok untuk check out dari ferry port Tawau tapi tetap tunggangi motor ke Sempadan Indonesia-Malaysia dan juga turut dibuatkan surat ijin melintas perusahaan sawit menuju perbatasan Indonesia. Wah senang banget pokoknya karena ini benar-benar jadi momen berharga sekaligus beruntung bisa mendapat ijin melintas Sabah-Kalimantan Utara via darat. Dan esoknya jam 9 pagi ke Imigrasi dan Custom di pelabuhan ferry buat stamp keluar. sayapun siap gas ke perbatasan, ditemani kawan biker dari Tawau dan juga kawan 4x4 dari Kalabakan buat kawal saya. Mula-mula perjalanan darat Tawau-Kalabakan lewatin aspal mulus 86 Km dan harus waspada takut ada sekumpulan gajah menyebrang. Sampai Kalabakan kamipun makan siang lanjut isi bensin terakhir di Malaysia sebelum masuk area perkebunan sawit. Kami pun riding sekitar 40 Km jalanan gravel dan lumpur melewati 3 pos jaga kebun sawit di 3 perusahaan berbeda sebelum bertemu dengan hutan dimana perbatasan Malaysia-Indonesia berada. Lumayan kuras tenaga juga lewatin 800 meter terakhir sebelum batas negara karena jalanan terjal dan licin di hutan lebat ini bikin motor suka selip.
Dan setelah 6 jam perjalanan dari Tawau (80 km aspal dan 45 Km offroad) tibalah di Sempadan Indonesia-Malaysia selanjutnya dari sini teman-teman dari Tawau yang udah escort sampai sini akan balik pulang dan saya tinggal riding sebentar buat ketemu jalan aspal trans Kalimantan di Simanggaris, Kaltara buat ketemu Pos Gabma (Pos Gabungan Indonesia-Malaysia) buat lapor diri ke Imigrasi, Bea Cukai, Polisi dan TNI yang sudah menunggu kedatanganku di Pos Gabma. Karena saya berhasil lintas secara resmi antara Sabah sampai Kaltara ini maka bisa dibilang berhasil melakukan Borneo 360° berkat bantuan berbagai pihak khususnya KJRI Tawau yang sudi membantu kelancaran pengurusan ijin melintas sempadan ini.
Nah karena sudah di Kaltara gak ada salahnya saya kunjungi Pulau Sebatik dulu, dari Simanggaris saya terusin riding hingga ujung aspal di Sei Ular selanjutnya sewa speedboat ke Nunukan dulu buat bermalam disana. Lalu keesokan harinya lanjut gas lagi ke dermaga ferry buat naik klotok ke Pulau Sebatik yang menjadi salah satu pulau terluar di Indonesia. Uniknya pulau Sebatik ini dimiliki 2 negara Indonesia dan Malaysia. Jalan disini mulus banget dengan kontur naik turun gunung dan pemandangan alam yang mempesona hingga riding ke bagian timur dari pulau Sebatik saya ketemu Tugu Garuda Perkasa buat jadi landmark foto tugu perbatasan dan ada juga wisata rumah 2 negara yang gak jauh dari sini, dimana ruang tamu rumah ini masuk wilayah Indonesia dan dapurnya wilayah Malaysia. Nah setelah puas di rumah dua negara ini, karena hari masih siang saya pun kembali ke pelabuhan Bambangan buat carter Speed Boat ke Sei Ular buat lanjutin petualanganku di tanah Borneo.
Salam Adventure.






















