top of page

Brunei negara kecil yang makmur

Day 98. Km 4.667.



Setelah tinggal beberapa hari di Kuching, petualangan ku lanjutkan. Walau cuaca tak bersahabat alias hujan dan angin kencang menemani perjalananku ke arah Sibu sampai basah kuyup jadinya saya harus bermalam dulu di kota Sibu. Tapi untunglah hari berikutnya cuaca cerah sehingga perjalanan dengan langit biru dan cerah bakal menemaniku hingga kota Miri sekitar 800 Km dari Kuching. Dan saya bakal tinggal beberapa hari di kota Miri ini untuk beberapa hari sambil persiapan menuju negara selanjutnya di petualangan Borneo ini.


Dan inilah yang ditunggu-tunggu, tak jauh dari kota Miri, saya bakal keluar dari wilayah negara bagian Sarawak, Malaysia menuju Brunei. Pastinya excited banget buat mengaspal di Brunei. Prosedur buat masuk ke negara berdaulat Brunei untuk paspor Indonesia pastinya bebas visa dan kalau bawa kendaraan sendiri jangan lupa mengisi data lewat online untuk mendapatkan barcode yang nantinya akan discan oleh petugas imigrasi di pos perbatasan. Proses melintas perbatasan lancar jaya dan inilah saya mengaspal di Brunei Darussalam negara ke-80 petualangan Wheel Story. Tak jauh dari perbatasan saya dijemput teman-teman biker Brunei yang sengaja datang dari ibu kota negara Bandar Sri Begawan, lanjut kami riding bareng menuju Bandar Sri Begawan yang masih sekitar 1 jam lagi, namun dalam perjalanan kami mampir dulu di ‘Billionth Barrel Monument’ di Seria dimana landmark ini sebagai selebrasi memproduksi miliaran barel minyak di ladang minyak darat di Seria. Dari sini nampak juga ladang minyak offshore di laut Cina Selatan punya Brunei. Selepas itu lanjut makan siang di Seria dan lanjut gas ke Bandar Sri Begawan.


Sepanjang perjalanan memang lalulintas di Brunei lenggang dan teratur, nampak rumah-rumah warga tanpa pagar jadi lapang dan rasa aman terasa banget. Saat ini memang Brunei diklasifikasikan sebagai negara maju sementara itu Forbes menempatkan Brunei sebagai negara terkaya ke lima dari 182 negara yang memiliki ladang minyak dan gas. Maka tak heran Brunei terkenal juga dengan negara makmur dan ketegasan dalam pelaksanaan hukum dan tertib. Negara yang luas wilayahnya 5.765 Km2 ini dihuni sekitar 484.000 jiwa saja.


Seminggu tinggal di Brunei sempat kunjungi KBRI Brunei untuk sesi sharing dan silaturahmi dengan staff KBRI, berpose di depan Instana Nurul Iman, ke daerah Muara, explore sungai Brunei sama teman-teman biker buat lihat hutan mangroove, Bekantan, buaya dan sunset dari Kampong Ayer sampai kuliner makanan khas sini ada ada Ambuyat yang terbuat dari tepung Sagu mirip papeda yang disajikan dengan ikan kuah asam yang nikmat, tak lupa nongkrong di dekat jembatan RIPAS, sampai riding keliling kota melihat keindahan arsitektur beberapa Masjid yang indah sampai main ke Temburong lewatin Jembatan Sultan Haji Ali Omar Saifuddien membentang sepanjang 30 Km di atas laut dan hutan rawa di Brunei menjadi jembatan terpanjang di ASEAN. Dan yang paling spesial semua pengalaman ini bisa saya utarakan pas diundang untuk wawancara live dalam acara ‘Rampai Pagi’ di Radio Televisyen Brunei. Ini jadi pengalaman berharga sekaligus pengetahuan baru tentang salah satu negara makmur, aman dan kecil di ASEAN yang menjadi bagian dari pulau Borneo.


Salam Adventure.














You Might Also Like:
bottom of page